Oleh:
Kiki Rizky Virliana (25214892)
1EB42
(Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Kampus K, Universitas Gunadarma)
Pendahuluan
Apakah
yang anda ketahui tentang kata ‘modern’? apakah yang akan terbersit di pikiran
anda saat anda mendengar atau membaca kata ‘modern’? berbasis tekhnologi,
canggih, masa kini, terbaru, atau ‘kebarat-baratan’ mungkin adalah salah satu
jawaban anda atau mungkin kesemuanya itu adalah persepsi anda tentang kata
‘modern’. Saya tidak akan bilang anda salah. Tapi apabila anda masih memiliki konsep
dan mind set tentang kata ‘modern’
seperti itu berarti jawaban untuk pertanyaan pertama, apakah yang anda ketahui
tentang kata ‘modern’, adalah anda belum benar-benar mengetahui, terlebih memahami,
hakikat kata ‘modern’ yang sesungguhnya.
Era
yang serba ‘modern’, seolah arti dari pernyataan tersebut adalah menggambarkan
keadaan hidup manusia saat ini. Dengan berbagai macam tekhnologi canggih dan
kemudahan serta kepraktisan yang ditawarkannya. Atau jika anda sudah hidup
dengan cara seperti kebanyakan orang-orang di belahan dunia Amerika, Eropa,
atau Australia berarti anda sudah menjadi ‘modern’. Jika anda juga menyukai apa
yang orang-orang dari belahan benua tersebut di atas sukai, berarti anda sudah ‘modern’
dan jika anda sudah menjadi seseorang yang hidup dengan ‘modern’ akan ada suatu
kebanggaan dalam diri anda. Inilah yang berbahaya karna hanya akan menimbulkan
suatu kesalah pahaman.
Sudah
kita tahu bahwa kebudayaan di sisi barat dengan kebudayaan di sisi timur bagaikan
dua sisi mata koin yang saling berlawanan. Sisi barat yang cenderung lebih ‘bebas’
dan sisi timur yang cenderung lebih ‘ketat’ dengan norma dan nilai
kebudayaannya. Saat dunia seolah tidak lagi memiliki batasan dan jarak akibat
adanya kemajuan peradaban
manusia dan ilmu pengetahuan yang didukung oleh
globalisasi, transfer budaya pun tak dapat kita hindari.