Senin, 08 Desember 2014

Stop! Menyalahkan Modernisasi

Oleh: Kiki Rizky Virliana (25214892)

1EB42
(Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Kampus K, Universitas Gunadarma)


Pendahuluan
Apakah yang anda ketahui tentang kata ‘modern’? apakah yang akan terbersit di pikiran anda saat anda mendengar atau membaca kata ‘modern’? berbasis tekhnologi, canggih, masa kini, terbaru, atau ‘kebarat-baratan’ mungkin adalah salah satu jawaban anda atau mungkin kesemuanya itu adalah persepsi anda tentang kata ‘modern’. Saya tidak akan bilang anda salah. Tapi apabila anda masih memiliki konsep dan mind set tentang kata ‘modern’ seperti itu berarti jawaban untuk pertanyaan pertama, apakah yang anda ketahui tentang kata ‘modern’, adalah anda belum benar-benar mengetahui, terlebih memahami, hakikat kata ‘modern’ yang sesungguhnya.
Era yang serba ‘modern’, seolah arti dari pernyataan tersebut adalah menggambarkan keadaan hidup manusia saat ini. Dengan berbagai macam tekhnologi canggih dan kemudahan serta kepraktisan yang ditawarkannya. Atau jika anda sudah hidup dengan cara seperti kebanyakan orang-orang di belahan dunia Amerika, Eropa, atau Australia berarti anda sudah menjadi ‘modern’. Jika anda juga menyukai apa yang orang-orang dari belahan benua tersebut di atas sukai, berarti anda sudah ‘modern’ dan jika anda sudah menjadi seseorang yang hidup dengan ‘modern’ akan ada suatu kebanggaan dalam diri anda. Inilah yang berbahaya karna hanya akan menimbulkan suatu kesalah pahaman.
Sudah kita tahu bahwa kebudayaan di sisi barat dengan kebudayaan di sisi timur bagaikan dua sisi mata koin yang saling berlawanan. Sisi barat yang cenderung lebih ‘bebas’ dan sisi timur yang cenderung lebih ‘ketat’ dengan norma dan nilai kebudayaannya. Saat dunia seolah tidak lagi memiliki batasan dan jarak akibat adanya kemajuan peradaban manusia dan ilmu pengetahuan yang didukung oleh globalisasi, transfer budaya pun tak dapat kita hindari.
Read Comments